Fenomena Driver Ojek Online di Indonesia
Saya tersentuh melihat perjuangan para pengendara ojek online yang terus
mencari penumpang ke mana-mana. Saya meyakini bahwa kebanyakan dari mereka
adalah kepala keluarga yang menganggung nafkah keluarganya dari orang tua,
istri, dan anaknya. Jika kita lihat, driver hanya mendapatkan hasil atas
jerihnya dengan prosentasi sekitar 80:20. 80 untuk driver dan sisanya untuk
perusahaan. Jika kita telusuri kembali, berdasarkan data dari news http://viva.co.id rata-rata driver bisa
membawa pulang uang sebesar Rp. 200ribu. Driver tentu akan bisa membawa uang
lebih jika mereka berhasil mencapai target harian dan diberikan komisi tambahan
sesuai dengan kontrak.
Menelisik
lebih dalam agi, diketahui bersumber dari http://viva.co.id
pada driver hanya mendapatkan upah, komisi jika target tercapai, dan asuransi
jika driver meengalami kecelakaan. Tidak ada tunjangan atau fasilitas lain yang
mereka dapatkan. Kemudian ketika driver mengalami sakit atau musibah, pihak
perusahaan ojek online tidak memberikan fasilitas tersebut. Driver
menganggungnya. Driver juga tidak mendapatkan fasilitas kesehatan seperti BPJS
atau bentuk yang lainnya untuk menjamin kesejahteraan drivernya.
Dulu dan
sekarang juga mengalami perbedaan yang signifikan. Berbagai perubahan telah
dilakukan yang disesuaikan dengan kondisi bisnis. Dulu banyak orang mau
bergabung menjadi driver online karena tergiur dngan pendapatan yang besar,
banyak orang keluar dari pekerjaan lamanya. Dulu, driver memiliki target yg
belum tinggi dan hasil komisi yang besar. Penumpang juga lebih mudah
didapatkan. Hasilnya tentu lebih besar. Dulu, orang-orang keluar dari pekerjaan
lamanya dan mendaftarkan dirinya menjadi driver ojek online. Bahkan mahasiswa
juga tertarik gabung. Lain dulu, lain sekarang.
Banyak
perubahan kebijakan dan driver ojek online hanya pasrah menerimanya. Beberapa
perubahan kebijakan adalah mulai dari peningkatan target harian untuk
mendapatkan komisi dan turunnya besaran komisi yang diperoleh. Driver ojek
online yang tergabung tidak memiliki kontrak yang jelas. Mereka setuju
bergabung maka mereka akan dilatih secukupnya. Setelah driver berhasil di
training, kemudian mereka bisa langsung bekerja. Bekerja untuk mencari
penumpang. Selain itu, driver tidak memiliki power atau kekuatan untuk
mendapatkan hak yang harus mereka dapatkan. Driver sangat tunduk pada
perusahaan. Driver tidak bisa berbuat apa-apa jika mereka telah diputus
hubungan oleh perusahaan. Karena tidak ada kontrak yang jelas yang membahasnya.
Saya
pribadi justru tersentuh melihat perjuangan driver ojek online. Mereka
seolah-olah harus bekerja rodi dari perusahaan ojek online. Memang driver sudah
mendapatkan haknya sebagai driver. Perusahaan menamakan driver mereka dengan
sebutan mitra. Mitra perusahaan. Saya juga melihat belum adanya kesinambungan
antara perusahaan ojek online dengan mitra dalam membangun kesejahteraan
mereka. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, driver hanya mendapatkan
fasilitas asuransi jika kecelakaan, upah ojek, dan komisi jika tercapai. Pendapatan
driver ojek online menjadi tidak menentu dan bergantung pada usaha driver itu
sendiri. Kecuali, jika ada penumpang yang baik hati yang mau berbag rezeki
dengan cara membayar uang lebih dari tarif yang telah dipatok.
Saya
menyarankan bagi perusahaan ojek online untuk lebih memperhatikan keadaan
driver ojek online. Driver ojek online adalah manusia. Manusia memiliki sifat
dan watak yang kompleks. Mereka juga memiliki beban yang harus mereka tanggung.
Sama seperti kebanyakan perusahaan yang berusaha untuk memenuhi kesejahteraan
karyawannya, perusahaan ojek online juga harus demikian. Perusahaan ojek online
bisa memberikan beberapa alternatif fasilitas berupa uang santunan jika driver
ojek online terkena musibah, memberikan beasiswa pendidikan untuk anak dari
driver ojek online. Hal ini bisa ditentukan dari driver terbaik setiap tahun
atau semester menjalin hubungan harmonis antara perusahaan dengan driver ojek
online berupa gahtering tiap chapter daerah untuk berdialog dan duduk bareng, membentuk
komunitas driver ojek online bisa setiap daerah untuk memudahkan koordinasi dan
komunikasi dan dibimbing langsung dari perusahaan, memberikan kontrak pekerjaan
dengan semua driver ojek online untuk memudahkan hubungan mitra dan pemantauan
yang lebih terbuka, dan perusahaan ojek online juga harus membuat kebijakan
yang menguntungkan perusahaan dan juga menguntungkan driver ojek online. Tentu
semua hal tersebut juga harus dibarengi dengan usaha terbaik semua driver ojek
online untuk saling mendukung dan bekerja dengan baik. Terjalinnya hubungan
yang harmonis dan terbuka, saya yakin bahwa perusahaan ojek online akan lebih
memperhatikan driver ojek online, dan driver ojek online juga akan mengikuti
kebijakan dan usaha terbaik untuk menjadi bagian dari sebuah ojek online.
@sukrisw
source: Google Image