Penerapan Kearifan Lokal (Think Locally, Act Globally) dalam Pemasaran Internasional Guna Wewujudkkan Pemasaran yang Berbudaya
Bangsa Indonesia merupakan negara dengan berbagai
kebudayaan yang sangat banyak sekali dari berbagai pulau yang ada yang
berjumlah sekitar 13.667 pulau. Berbagai kekayaan budaya Indonesia yang beragam
ini harus terus dipertahankan. Berbagai tantangan akan datang dengan sangat
cepat terlebih modernisasi dan globalisasi yang semakin menembus batas-batas. Modernisasi
dan globalisasi inilah yang membuat hilang jati diri suatu bangsa.
Modernisasi merupakan perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan
yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat
yang modern. Sehingga modernisasi ini sangat dituntut akan kemajuan suatau negara
dalam rangka mencapai kesejahteraan warganya. Terkadang bahwa modernisasi yang
dilakukan oleh negara berkemabang seperti Indonesia justru berkiblat dari
negara barat. Faktor inilah yang kemudian terjadi banyaknya permasalahan masyarakat
yang mulai mengadopsi berbagai hal yang datang dari barat dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Modernisasi ini juga menyebabkan terjadinya pola
mindset yang mulai meninggalkan budaya santun di Indonesia. Sedangkan
globalisasi adalah dunia tanpa batas, maksudnya adalah batas-batas setiap
negara sudah mulai luntur dan terciptanya dunia yang satu. Globalisasi ini juga
menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat terutama bidang sosial.
Sosial inilah yang menyebabkan aspek budaya-budaya bangsa mulai ditinggalkan
termasuk dalam proses pemasaran yang sudah semakin tidak memperhatiukan
kearifan lokal.
Kearifan lokal itu sendiri merupakan sebuah nilai-nilai
yang dianggap baik oleh masyarakat dan sudah diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kearifan
lokal merupakan unsur bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa, yang
muncul menjadi bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan
(arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah
bangsa. Sehingga kearifan lokal ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan
oleh pemasar terutama manajer pemasaran.
Manajer pemasaran dalam memasarkan produknya harus memperhatikan
kearifan lokal agar nilai-nilai lokal ini bisa tetap diterapkan dan pemasaran
tetap bisa dilakukan secara maksimal. Strategi yang tepat dalam melakukan
kegiatan pemasaran yang tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal adalah dengan
cara mengkolaborasikan strategi pemasaran dengan nlai-nilai kearifan lokal.
Jadi, penerapan kearifan lokal ini bisa diberlakukan kepada karyawan yang tetap
menjaga moralitas dan etika serta melaksanakan standar kinerja yang tekah
ditentukan. Sehingga implementasi ini juga bisa dilakukan kepada semua karyawan
yang bekerja di suatu perusahaan.
Sebentar lagi akan hadirny Masyarakat Ekonomi Asean yang
mana setia negara yang menjadi anggota Asean akan memiliki kebebasan dalam
melakukan perdagangan. Dari MEA ini
tentunya akan terjadi persaingan yang sangat ketat. Dari persaingan ini mungkin
bisa menyebabkan terjadinya persamaan budaya daklam artian bahwa masyarakat
sudah tidak begitu mementingkan aspek kearifan lokal. Dalam benak pikiran
mereka adalah hanya bagaimana bisa mencapai sasaran pasar Asean sehingga pangsa
pasar bisa meningkat. Padahal kita sebagai bangsa yang berbudaya sudah
seharusnya tetap perpegang pada kearifan lokal. Mindset para manajer yang hanya
memikirkan bagaimana cara memasarkan produknya harus mulai ditambah lagi dengan
tetap menjaga keeksistensinya kearifan lokal sebaga salah satu pondasi dalam
memasarkan produknya.
Pada akhirnya adalah dengan penerapan kearifan lokal ini
dalam pemasaran internasional bisa menjada jatidiri bangsa dan tetap menjaga
kelestarian budaya dan lingkungan guna mewujudkan martabat bangsa yang baik.
Kearifan lokal harus dijadikan sebagai salah satu dasar yang penting dala
memasarkan produknya agar dari produk yang dijual serta pelayanan yang
diberikan bisa menjadi ciri khas dan bisa jadi merupakan keunggulan yang tidak
dimiliki oleh negara lain.
@sukrisw