Do you like adventure?
Setiap orang pasti punya hobi. Setiap hobi juga memiliki penilaian
tersendiri terhadap hobi mereka. Yang sama dari mereka adalah mereka suka
melakukan hal sebagai aktualisasi diri terhadap keinginan mereka. Selanjutnya,
antara pria dan wanita memiliki sifat yang berbeda dari hobi tersebut.
Kebanyakan pria suka dengan yang namanya tantangan, petualangan, dan hal yang
keras. Berbeda dengan wanita yang biasanya suka dengan hobi yang ringan, tidak
ekstrem, dan keputrian. Tetapi, banyak juga sekarang yang sebaliknya di mana
pria takut tatangan dan wanita suka dengan hal-hal yang ekstrem. Katakanlah hiking atau mendaki. Pria dan wanita
sudah sangat banyak melakukan kegiatan ini di bukit atau gunung.
Yap! Mendaki gunung yang ingin ceritakan pada sesi ini. Mendaki
gunung bagi saya adalah hal yang sangat aku rindukan sampai selama ini. Sudah
hampir 2 tahun belum merasakan angin gunung yang menusuk tulang. Semua kondisi
di gunung memiliki arti tersendiri bagi saya. Dan kali ini dan sudah sejak lama
saya ingin mendakinya lagi. Terserah gunung apa itu yang jelas gunung yang
belum pernah aku daki. Suasana dingin dan pemandangan yang sangat aku rindukan.
Kalau yang pasti ciptaan Allah SWT memang sempurna. Tidak ada yang sia-sia
segala sesuatu yang diciptakan oleh-NYA.
Perlu kalian ketahui juga bahwa saya baru mendaki gunung 2 kali.
Gunung Sindoro dan Gunung Merbabu. Pendakian gunung dilakukan di waktu SMA. Di
SMA ada namanya ekskul pencinta alam, namanya IKSAPALA (Ikatan Siswa Pencinta
Alam). Dan sekarang yang saya rindukan adalah mendaki gunung dengan teman-teman
dan bukan karena ada suatu dorongan. Jadi maksudnya saya dan teman-teman ingin
mendaki gunung karena kesadaran bersama dengan hobi yang sama. Sehingga, kami
bisa berkumpul kembali seperti sedia kala waktu pendakian waktu SMA.
Perlu dicatat bahwa mendaki gunung itu sangat capek. Harus membawa
perlengkapan yang banyak dan menggunakan tas ransel gunung yang besar. Di
gunung itu dingin, harus bawa jaket yang bisa menghangatkan badan. Keluar uang
banyak buat membeli banyak perlengkapan. Siapkan fisik dan mental. Dan yang
pasti tidak memiliki penyakit ashma dan sebagianya. Kalian tahu, kondisi udara
di gunung kandungan oksigen semakin kecil. Pada awal pendakian, kalian akan
sangat merasakan rasa capek yang luar biasa. Bahkan mungkin saya pernah
berpikiran untuk lebih baik pulang saja. Sudah tidak kuat lagi untuk mendaki
lagi. Keputusasaan pada kondisi ini harus disemangati oleh anggota yang lain. Rasa
seperti itu pasti akan muncul. Ya itu sebuah tantangan yang harus dihadapi.
Tantangan bukan untuk ditinggalkan. Tantangan akan memberikan kepuasan yang
tiada kira apabila kita berhasil menghadapi tantangan tersebut.
Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi pada saat perjalanan
mendaki. Ada hujan yang mengguyur daerah gunung. Kita pasti kehujanan. Mau
tidak mau kita harus mengeluarkan mantol kita dari ransel. Tantangan lagi, pada
saat hujan, jalan bisa becek dan licin. Ini harus berhati-hati. tantangan yang
lain masih menanti. Rasa capek pasti bertambah. Dengan begitu, kita bisa
sebentar-sebentar berhenti untuk istirahat. Sebenarnya kalau kita kebanyakan
istirahat bisa membuat kita malas untuk melanjutkan perjalanan lagi. Sebagai
antisipasi, cukup berjalan dengan nyantai. Ada pepatah pendakian, “berhenti
mendaki di gunung sama saja ingin mati”. Seperti yang telah aku katakan,
berhenti walaupun sejenak sebenarnya telah mengurangi harapan kita untuk sampai
ke puncak. Berhenti bisa membuat kita tertidur. Kalau kita tertidur, kita tidak
bisa berbuat apa-apa. Sesuatu buruk bisa terjadi.
Kalau dalam kondisi lapar, segera memasak makanan saja. Biar energi
bertambah dan kita bisa melanjutkan perjalanan memuncak. Perjalanan memuncak
adalah hal yang sangat diharapkan banyak orang bagi mereka yang mendaki.
Bagaimana tidak, puncak memiliki makna tersendiri. Bisa ke puncak seolah-olah
bayaran atas segala sesuatau yang telah kita keluarkan, uang, tenaga, pikiran,
dan waktu. Bayangkan saja kalau kalian berada di puncak gunung yang memiliki
ketinggian ribuan meter di atas permukaan laut. Kita bagaikan berenang di
lautan awan. Dan pemandangannya, subhanallah, luar biasa indahnya. Ciptaan
Tuhan memang selalu indah. Kita harus menyukuri keindahan alam ini. Keindahan
alam yang tiada terkira.
Kondisi di puncaklah yang sangat aku rindukan. Aku sangat ingin bisa
menikmati suasana di puncak gunung. Semua terasa berbeda dengan lingkungan kita
di rumah. Di puncak ini, tidak ada sesuatu yang namanya ramai, kotor, bising.
Di puncak itu kita seolah-olah merasakan indahnya surga. Semoga saja nanti kita
bisa masuk surga. Amin. Di puncak gunung, kita akan bisa menemukan tumbuhan
abadi. Edelweiss flower. Bungan ini tidak bagus-bagus amat. Namun, hanya bisa
tumbuh di ketinggian tertentu. Kalian juga bisa melihat kawah gunung yang luar
biasa bagusnya. Tetapi berhati-hati juga karena kawah bisa mengeluarkan gas
beracun berupa belerang atau sejenisnya. Biasanya gas berbahaya itu muncul pada
kondisi tertentu.
Puncak memiliki segala sesuatu dengan keindahan alamnya. Nah,
keinginan saya untuk bisa mendaki gunung semoga saja bisa tercapai dalam waktu
dekat ini. Hanya menunggu waktu yang tepat saja. ;)
ini ada beberapa foto saat pendakian ke puncak gunung:
gambar 1. memandangi lautan awan
gambar 2. bergaya di dekat kawah gunung
gambar 3. perjalanan hampir sampai di puncak
I really longed to climb the mountain to the peak.