Artinya:
“Seseorang yang hanya mau di saat senang
saja, tetapi tidak mau tahu apabila di saat kesusahan”
Penjelasan:
Peribahasa tersebut memiliki arti
dengan sseorang yang tidak memiliki perasaan. Ia hanya suka bersama dengan
orang-orang apabila di saat senang saja. Sedangkan apabila ada suatu kesusahan
yang menimpa orang lain, ia tidak mau tahu apa yang terjadi tersebut. Itu
merupakan sifat yang buruk di mana ia tidak mau peduli kepada orang lain
apabila orang tersebut hanya mau mengambil segala sesuatunya yang menguntungkan
dirinya sendiri. it Ia acuh tak acuh. Sebagai contoh kisah di bawah ini:
Ada sebuah kisah antara dua sahabat
yang sudah cukup akrab meski pun mereka belum lama kenal. Pada suatu hari,
temannya itu mengajaknya pergi bersenang-senang. Secara otomatis ia pasti
sangat senang dan jelas menerima tawaran yang diberikan oleh temannya itu.
Segala kesenangan tersebut diurus semua oleh temannya itu. Sehingga ia tinggal
menikmati saja. Ke sana kemari jalan-jalan melihat pemandangan yang indah.
Datang kke suatu restoran ternama dan makan bersama. Pergi ke tempat hiburan
dan bersenang-senang. Pergi ke mall meskipun hanya melihat-lihat saja. Ke
semuanya itu tak lain adalah suatu kesenangan. Ia pasti sangat menikmatinya.
Akan tetapi, suatu saat temannya itu mengalami musibah kehilangan dompetnya.
Padahal dompet tersebut ada surat-surat penting yang seharusnya dijaganya. Ada
sejumlah uang juga di dalamnya. Serta kartu-kartu identitas juga lenyap. Ia
hanya diam saja seolah tidak tahu apa yang sedang temannya itu alami. Ia tidak
ikut membantu. Ia tidak ikut mencarinya. Bahkan ia berencana akan menjauhinya
dengan suatu alasan tertentu. ia tidak mau berteman dengannya lagi. Sebab
temannya itu sudah tidak punya uang untuk membuat bahagia sahabatnya itu. Ia
akan kembali berteman dengannya apabila temannya itu sudah mempunyai apa yang
ia dambakan agar ia bisa bersenang-senang lagi dengannnya. Ia hanya mau darinya
segala sesuatu yang yang membuat ia senang, tetapi tidak pernah memikirkan atau
sekedar ikut merasakan kesuasahan yang dialami oleh temannya itu.
Sungguh manusia yang tidak
berperasaan. Maunya hanya kesenangn saja yang diharapkan dari seseorang tanpa
memik,irkan suatu kesusahan yang orang lain hadapi. Kita sebagai manusia harus
bisa menghargai suatu persahabatn. Apabila ada temannya yang sedang kesusahan
maka kita sebagai temannya harus ikut menghiburnya sehingga hatinya selalu
tegar menghadapi segala sesuatu yang ia hadapi. Setidaknya kita juga ikut
merasakan kesuasahan apa yang orang lain hadapi. Kita tak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Kita harus bersatu bersama-sama menyelesaikan segala
persoalan dengan musyawarah bersama sehingga tercipta suatu keadaan yang
harmonis dan tidak hanya mau di saat senang ssaja tetapi juga mau apabila di
saat kesusahan.