opini tentang penghematan BBM
Apa moda transportasi paling efisien, efektif
dan paling ramah lingkungan itu sesungguhnya? Apakah motor? Apakah Bus?
Atau Mobil? Mari bersama sama kita simak dan cermati beberapa bassic data comparison berikut:
Jika kita melihat dari sisi fuel consumption,
tentu saja kita bisa menarik kesimpulan motorlah moda transportasi
paling irit. Secara motorlah yang memiliki dimensi paling kecil
dibandingkan mobil, bus dan kereta api. (INFOGRAPHIC 01)
Kita lanjutkan, bagaimana jika kita mulai
menggali dari sisi kapasitas/ daya angkut penumpang yang bisa diangkut
(INFOGRAPHIC 02 dan INFOGRAPHIC 03)
Berikut data perbandingan antar moda transportasi dan tingkat efisiensi dari segi daya angkut serta dimensi:
1 rangakaian kereta api penumpang = kapasitas 1500 orang
1 mobil = kapasitas 3-4 orang
1 busway gandeng = kapasitas 120 orang
Jadi,
1 rangkaian kereta penumpang = setara dengan 300 mobil
1 busway = setara dengan 30 mobil
1 mobil = setara dengan 2-3 motor
Kemudian untuk memperdalam lagi, mari kita simak
perbandingan dari sisi Efisiensi Bahan bakar per km per liter per
orangnya. (INFOGRAPHIC 04) moda transportasi apakah yang paling efisien?
Berikut Data Perbandingan Efisiensi moda transportasi dari segi kebutuhan bahan bakar:
1 rangkaian kereta api : 30lt/km dengan kapasitas 1500 orang
Jadi, kebutuhan bahan bakarnya = 0.002 ltper orang per km
1 mobil : 1lt/ 15km dengan kapasitas 3-4 orang
Kebutuhan bahan bakar = 0.2 lt per orang per km
1 motor : 35km / lt dengan kapasitas 1-2 orang
Kebutuhan bahan bakar = 0.02 lt per orang per km jika berpenumpang 2 orang
1 unit bus: 3-5 km / liter dengan kapasitas 50-120 orang.
Kebutuhan bahan bakar = 0.0125 lt/km/orang
KESIMPULAN
Jadi dari data yang telah kita simak di atas, kita
bisa menarik kesimpulan jelas bahwa Kereta Api / moda transportasi
berbasis rel-lah merupakan moda transportasi paling efisiien. Unggul
dari segi efisiensi baik dari segi dimensi - kebutuhan ruang gerak
maupun dari segi efisiensi konsumsi bahan bakarnya. LOUD and CLEAR.
Hal tersebut baru saat kita lihat dari sisi
moda angkutan penumpang, tapi jika kita cermati lagi dari segi angkutan
cargo/barang, lagi lagi kereta api menyandang gelar sebagai moda paling
efisien. Mengapa? ini karena kapasitas yang bisa ditarik lokomotif itu
sendiri begitu kontras jika hanya dibandingkan dengan 1 unit truck
trailer. Beberapa jenis locomotive paling mutakhir bahkan memiliki tenaga lebih dari 3000 horsepower , sedangkan regular truck yang paling sering kita jumpai di jalan memiliki tenaga 150 -200 hp.
Dari sisi moda angkutan barang, secara garis
besar jika kita bandingkan 1 rangkaian kereta ini bisa menggantikan
15-20 truk besar bergerak di jalanan. Hal tersebut berlaku jika kita
menggunakan asumsi satu rangkaian ditarik satu locomotive. Bayangkan ,
jika ternyata locomotive ini masih bisa digandengkan dengan locomotive lainnya untuk menarik rangkaian yang lebih panjang lagi.
Jika kereta api dioptimalkan lagi, mari kita
bayangkan berapa truck yang bisa digantikan peranannya? Berapa menit
kemacetan yang bisa kita urai jika truck truck di jalanan sudah
tergantikan dengan kereta api? (INFOGRAPHIC 05)
THANK’S FOR MENEER and KOMPENI
Disadari atau tidak, adalah peran besar Belanda
dalam menghadirkan kereta api di Indonesia. Uniknya, sistem transportasi
Massal berbasis rel ini sebenarnya sudah mulai dibangun oleh Belanda
sejak era 1860. Di Tahun tersebut Belanda sudah menyadari sistem
transportasi apa yang paling efisien dan cocok untuk Indonesia.
Dari kereta api darat reguler di Pulau Jawa dan Sumatera, hingga tram di Batavia dan Soerabaja.
Bahkan pada Tahun 1922 Belanda sudah mulai
mempersiapkan jalur Makasar - Takalar, sebagai langkah awal membangun
jaringan rel trans Sulawesi.
Jika kita perharikan lagi seluruh jalur yang masih
aktif di Pualu Jawa dan Sumatera pada hari ini merupakan buah karya
Belanda. Jaringan rel di Indonesia sendiri jika diukur jarak jaringannya
jauh lebih panjang dibanding yang telah terbangun di Negara Belanda/
Hollandia itu sendiri.
Apa yang terjadi setelah merdeka?
Di saat bangsa Eropa dengan bangga melestarikan
tram yang sudah lama terbangun di kota kotanya, menyambungkan kembali
jalur yang terputus karena Perang Dunia II. Indonesia justru membongkar
jaringan tram di Jakarta dan Surabaya. Menghentikan operasionalnya.
Di saat Thailand dan juga China yang terus
melakukan penambahan serta memperluas jaringan rel. Thailand ingin
menyambungkan jaringannya melalui Laos. Sedangkan China membangun
jaringan rel menembus Tibet, melewati dataran tertinggi di dunia.
Indonesia justru menutup beberapa relnya seperti Jogjakarta – Magelang –
Ambarawa, Secang – Temanggung – Wonosobo, serta jaringan Banda Aceh –
Medan. Terlambat sudah, semua jalurnya sudah benar benar hilang, besi
relnya dijual dan lahan diatasnya dibangun toko, warung serta kaki lima.
Di saat para insinyur pesawat tempur Jepang yang
secara hukum internasional tidak diperkenankan membuat pesawat militer
lagi. Mereka memanfaatkan “tenaga dan pikiran” nya untuk mendesain Shinkansen
– Kereta kecepatan tinggi pertama di dunia, dan sudah mulai aktif pada
tahun 1964. Penduduk Jepang ini gemar menggunakan kereta api. Dari mulai
Shinkansen, Subway, Tram, KRL semua jaringannya diciptakan di
kota kota pentingnya. Kita bisa lihat suasana hiruk Kota Tokyo, di mana
pada jam berangkat kerja petugas setasiun membantu mendorong kumpulan
manusia agar bisa masuk secara aman di dalam kereta. Orang Jepang sudah
sadar betul fungsi serta betapa efisiennya sistem rel. Kita bangsa
Indonesia justru tenggelam dan semakin dalam menggunakan mobil/motor
produksi Jepang.
HIBURAN DI ERA KEMERDEKAAN
Dan seperti inilah kita pada hari ini. Saat
Indonesia sudah hampir 70 tahun merdeka ini, dengan 9 tahun terakhir
yang “katanya” pertumbuhan ekonominya sebagai salah satu terbaik di
dunia. Kita sudah menghasilkan sesuatu kok! Ga percaya? Jika Ingin naik
kereta layang, “the sound like monorail things” kita sudah
punya. Silahkan pergi ke Taman Mini Indonesia Indah, ada di sana, kita
bisa mencobanya. Ingin merasakan bagaimana rasanya naik Tram?Oh jangan
kuatir, tentu saja ada. Silahkan naik tram di Epicentrum Rasuna Said
Kuningan.
Marilah kita refleksikan bersama, what we have done this far,
70 Tahun Indonesia merdeka torehan sejarah apakah yang bisa kita
wariskan kepada anak cucu kita? selama 70 tahun itu Indonesia sudah
berbuat apa? selain double track, adakah 1m saja jaringan baru yang
sudah dibangun?
Apa yang akan kita ceritakan kepada anak cucu kita ? Apakah kita akan membanggakan 2 hal ini? Tram di Epicentrum dan “monorail” di TMII?