read this!
Jumlah
penduduk di muka bumi ini selalu bertambah setiap harinya. Bahkan jumlah
penduduk saat ini hampir 7 milyar dengan China yang paling banyak penduduknya
diikuti India dan Rusia. Pertambahan penduduk yang semakin banyak membuat
semakin sesak dunia ini. Mereka harus membuka lahan hutan sebagai tempat
tinggal mereka. Setiap manusia butuh kehidupan. Setiap manusia butuh yang
namanya kenyamanan. Kenyamanan yang mereka dapatkan termatub dalam tiga
kebutuhan utama manusia. Kebutuhan pokok, sekunder, dan primer. Dapat dikatakan
semakin bertambahnya penduduk, kebutuhan akan semakin meningkat juga.
Berdasarkan
fakta, pada zaman sekarang ini banyak yang masih menggunakan tradisi zaman
terdahulu. Sebuah tradisi yang dilatarbelakangi pendidikan belum merata,
listrik belum masuk desa, kebanyakan pekerjaan hanya sebagai petani. Akibatnya,
mereka para penduduk desa terutamanya, terdorong oleh kondisi tersebut untuk
melakukan tradisi itu. Dampaknya sangat kontras. Terjadi penambahan penduduk
yang sangat pesat. Jumlah usia muda juga sangat banyak, bahkan anak dengan
orang tuanya tidak terpaut jauh usianya. Mereka beranggapan bahwa dengan banyak
anak yang mereka miliki akan membuat mereka semakin kaya. Faktanya adalah
berbanding terbalik dengan anggapan mereka. Justru kehidupan mereka malah lebih
buruk daripada biasanya. Yang seharusnya makanan cukup untuk 3 orang saja,
mereka paksakan dicukup-cukupkan dengan jumalh anak yang banyak. Malahan setiap
keluarga memiliki anak lebih banyak dari angka 5. Kalau kehidupan mereka serba
kekurangan, mengapa mereka justru menginginkan anak lagi?
Secara
keseluruhan, data-data di atas dimaksudkan menggambarkan kondisi pernikahan
muda yang masih banyak dipraktekkan oleh penduduk pedesaan khususnya. Mereka
berangggapan bahwa dengan menikah diusia muda, mereka akan lebih bahagia.
Pernikahan muda bagi sebagian orang memang akan mendapatkan nilai tertentu.
Tetapi, sebagian yang lainnya mengatakan tidak. Hal itu didukung atas dasar
bahwa pernikahan muda akan membawa dampak yang buruk bagi pasangan maupun pada
keturunannya kelak. Kalau kita pelajari lebih dalam lagi, pernikahan muda itu
memang akan membawa dampak negatif. Seperti, usia wanita yang belum siap untuk
melahirkan namun harus dipaksakan. Malangnya, hal itu akan menyebabkan rasa
sakit yang luar biasa bagi wanita itu. Selanjutnya, keselamatan bayi juga belum
terjamin. Tidak hanya itu, kondisi terburuknya bisa mengakibatkan kematian pada
sang ibu atau bayinya. Dampak negatif lainnya yaitu mereka akan kesusahan
mendidik anak dan menghidupinya. Kalau sudah memiliki pendapatan tetap dan
cukup untuk memenuhi kebutuhan si mungil dan orangtuanya tidak masalah. Namun,
bagi orang yang memang belum memiliki kecukupan hidup pasti akan kerepotan.
Kita ketahui juga bahwa di negara ini masih banyak penduduk yang dikatakan
miskin.
Kalau
pernikahan muda dilihat dari sudut pandang Islam, ada yang membolehkan dan ada
pula yang tidak. Mereka boleh segera menikah meskipun dalam usia muda dengan
syarat mereka sudah tidak tahan dan takut kalau nanti akan melakukan maksiat.
Hal ini bagus karena agama melarang perbuatan yang buruk. Berbeda bila orang
ingin menikah saat muda tetapi belum memiliki segala sesuatu untuk bahtera
kehidupannya, sebaiknya berpuasa. Hal ini akan lebih baik agar terhindar dari
kejahatan. Selanjutnya, orang itu bisa mempersiapkan diri untuk bekerja mencari
uuang sebagai tabungan kehidupan mereka nanti saat menikah. Islam sangat
kondisional dalam beberapa kasus seperti masalah pernikahan di atas.
Kemudian,
dalam sudut pandang hukum, pernikahan diberi rambu-rambu bagaimana mereka harus
menikah. Usia laki-laki minimal 21 tahun dan bagi wanita minimal 18 tahun.
Apakah masyarakat Indonesia sudah mematuhi aturan tersebut? Sudah dipastikan
bahwa masih banyak terjadi pernikahan dini. Namun, ada beberapa faktor yang mengharuskan
mereka menikah diusia muda. Pertama, dari salah satu pihak A dipaksa menikah
dengan orang B. Padahal orang itu B belum tentu sesuai dengan keinginan orang
A. Karena orang A akan mendapatkan ancaman, maka terpaksanya orang A akan
menikah juga dengan orang B. Kedua, mereka sudah tidak tahan ingin memuaskan
nafsunya. Makanya mereka segera mendatangi Kantor Urusan Agama untuk mengurus
pernikahan mereka. Faktor ini paling banyak terjadi di masyarakat. Lebih
parahnya, mereka memuaskan terlebih dahulu baru menikah. Atau mereka hanya
memuaskan saja tanpa menikah. Akibatnya, banyak wanita hamil di luar nikah.
Sebagai jalan akhir, wanita itu menggugurkan kandungannya agar tidak ketahuan
orang tua. Parah memang keadannya karena mereka miskin ilmu agama. Ketiga, mereka
mau menikah karena semisal si A ingin menikah dengan orang B yang memiliki
banyak harta. Si A beranggapan bahwa dengan menikah, dia akan mendapatkan harta
itu untuk kemewahan hidupnya. Untuk hal ini jarang terjadi. Yang sering kita
jumpai, orang tualah yang sebenarnya menginginkan hartanya dengan cara memaksa
si A untuk menikah dengan si B. Dari beberapa faktor yang mendorong seseorang
untuk menikah diusia muda karena ada unsur yang mereka inginkan. Hal ini
termasuk hal ekonomi, status, harta, warisan, kedudukan, dan lain-lain.
Secara
garus besar, kondisi hari ini masih banyak remaja yang melakukan pernikahan
usia dini karena beberapa faktor yang sudah disebutkan di atas. Remaja seperti
itu, hanya mementingkan dirinya sendiri. Mereka hanya ingin hidup berfoya-foya,
memenuhi isi perut dan di bawahnya. Dalam keadaan seperti itu, mereka tak lain
dikatakan sebagai binatang. Binatang hidup hanya untuk sekedar mencari makan
dan memuaskan nafsu syahwatnya kepada siapa saja yang ditemui di manapun. Pernikahan
muda juga masih menjadi tugas pemerintah untuk mengurangi hal tersebut. Bagi
pemerintah, pernikahan muda akan menambah jumlah penduduk saja padahal
jumlahnya sudah ratusan juta penduduk di tanah air.
Secara
kontekstual, pernikahan muda seharusnya diberantas atau minimal dikurangi.
Pernikahan muda akan membawa banyak dampak negatif bagi sosial, ekonomi, agama,
dan lingkungannya. Setiap individu harus memiliki pondasi dasar yang kuat.
Benteng pertahanan yang kuat untuk membendung segala keburukan yang membawa
dampak negatif bagi kehidupan. Benteng yang kuat dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Yang Mahakuasa. Selain itu, kita juga
harus bergaul dengan orang-orang yang sholeh agar terhindar dari kejahatn
karena lingkungan yang baik. Belajar untuk selalu mengontrol diri juga harus
dilakukan dalam upaya perbaikan diri.
"aku
membutuhkan cinta untuk memberi kedamaian dalam hidupku. Aku tidak ingin cinta
yang aku miliki bertaburkan nafsu yang sesat."