Pada
suatu hari di ruangan kuliah terdengar suara gaduh mahasiswa yang sedang
menunggu dosen. Mereka sedang ribut membicarakan Presiden Habibi yang terbang
lagi ke Jerman. Mereka berdebat dengan argumentasinya masing-masing mengenai topik
tersebut. Suasana memulai memanas ketika dua orang yang bernama Bima dan Ganda
terlihat saling meluapkan emosinya.
Bima
: “Habibi ke Jerman lagi karena uda ngga
betah lagi di Indonesia yang kaya raya ini!!”
Ganda
: “apaan!! Habibi ke Jerman lagi
karena ada tugas yang harus beliau
selesaikan di sana!!”
Bima
: “apa buktinya? Habibi hidup di
Indonesia hanya dicaci-maki oleh rakyat Indonesia dan para pejabat
pemerintahan. Makanya beliau nggak betah hidup di Indonesia. “
Ganda
: “aaaaaah!!!!” (kreeeeeeek, pintu
terbuka)
Tiba-tiba
dosen masuk ruangan. Mereka semua di ruangan sangat kaget dan segera ke tempat
duduk masing-masing. Kemudian dosen menjelaskan materi mengenai Matematika
Bisnis. Selang beberapa waktu, Bima dan Ganda yang duduk bersebelahan paling belakang
mulai ngoceh lagi. Mereka melanjutkan perdebatannya lagi.
Bima
: “kasian sekali Habibi dihina oleh
rakyatnya sendiri. Dasar rakyat bodoh!”
Ganda
: “kalau begitu, kamu juga rakyat
bodoh!”
Bima
: “kamu ngajak tawuran ya?!!” (katanya
agak keras dan emosinya terpancing. Namun, dosen membiarkannya)
Ganda
: “ayo sini pukul aku kalo kamu berani! ”
Bima
terbawa emosi yang sangat mendalam. Seketika itu Bima akan menjitak kepala
Ganda. Sebelum Bima menjitak kepala Ganda, dosen berkata.
Dosen
: “BIMA!!!!!! Lepaskan tanganmu!”
(katanya dengan lantang ke Bima)
Sontak
seluruh penghuni ruangan itu kaget. Semuanya focus pada perhatian Bima dan
Ganda yang dimarahi dosen.
Dosen
: “bukan begitu caranya kalian
bersikap kepada temannya. Kalian harus bisa
saling menghargai satu sama lain. Jadikan perbedaan yang ada di antara
kalian sebagai media untuk membentuk suatu hubungan yang harmonis satu sama
lain.”
Bima
: “maafkan saya Pak. Tadi saya terbawa
emosi.”
Dosen
: “lain kali, kalau mau berdebat
mengenai sesuatu jangan sampai ada yang namanya perselisihan.”
Bima+Ganda
: “baik Pak”
Suasana
kembali tenang. Para mahasiswa kembali fokus pada pelajarannya. Dosen kemudian
melanjutkan penjelasan mengenai materinya. Bima meminta maaf kepada Ganda atas
kesalahannya. Kini mereka menjadi lebih akrab.