“Wahai
anakku. Lihatlah pohon kecil yang miring itu. Pergilah dan tegakkanlah kembali
seperti semula.”
Pergilah
anak itu dan ia mulai membenahi pohon yang miring itu sampai kembali seperti
sedia kala. Setelah itu, mereka meneruskan lampahan mereka kembali. Tiba-tiba
mereka menjumapi senatang pohon yang besar. Cabang dan dahannya banyak, namun
bengkok-bengkok. Orang bijaksana tadi berkata lagi:
“Wahai
anakku, pandanglah pohon ini. Betapa berhajatnya ia kepada orang-orang yang mau
memperbaikinya, sehingga ia bisa lurus kembali. Ia akan senang kalau ada orang
yang sudi menghilangkan segala yang tidak baik darinya, sehingga orang akan
merasa senang dan sedap memandangnya. Pergilah kau dan lakukan seperti yang kau
perbuat pada pohon pertama tadi.”
Mendengar
perkataan ayahnya itu, si anak hanya tersenyum merasa kagum. Kemudian ia
berkata:
“Saya
senang untuk memperbaikinya, namun pohon itu tidak mungkin lagi untuk
diperbaiki apalagi diluruskan, sebab ia sudah terlalu besar dan kuat. Memang,
ketika ia masih kecil ia masih mudah untuk diperbaiki dan diluruskan. Namun
sekarang, ia tidak mungkin lagi untuk diperbaiki dan diluruskan walau
sekelompok orang kuat berkumpul dan bersatu untuk melakukannya lagi”, jawab
anak kecil itu.
Mendengar
jawaban anaknya, orang bijaksana tersebut merasa kagum. Ia kagum atas
kecerdasan dan ketepatan jawaban yang diberikannya. Ia berkata lagi:
“Benar sekali
apa yang kau katakan, anakku. Sesungguhnya orang yang sering melakukan sesuatu
maka hal itu akan menjadi kebiasaan baginya. Untuk itu beradablah semenjak
kecil. Hiasilah dirimu dengan budi-pekerti luhurbagar setelah dewasa menjadi
kebiasaan bagi dirimu.”
Kemudian mereka
pulang ke rumah. Dalam hatinya, si ayah mengulang-ngulang perkataan ini.
“Betapa mudahnya
mendidik anak di waktu kecil dan betapa sukarnya mendidik anak di waktu
dewasa.”
Akhirnya ia
menyenandungkan bait-bait syair.
Mendidik anak di waktu kecil bermanfaat
Mendidik anak di waktu besar tak bermanfaat
Sesungguhnya ranting-ranting itu mudah
diluruskan olehmu
Sedangkan kayu tiada mungkin kau lunakkan